Mengenang Pelabuhan Rambang: Dari Nadi Transportasi hingga Destinasi Wisata Sungai

Anak-anak sedang bermain dan mandi di Pelabuhan Rambang, Kota Palangka Raya. (Foto: Nata)

teraskalteng.com – Senja mulai turun di langit Palangka Raya, memantulkan cahaya jingga di permukaan Sungai Kahayan. Di tepian sungai, tawa riang anak-anak menggema saat mereka bermain air dan melompat dari Pelabuhan Rambang—sebuah tempat yang dahulu menjadi denyut nadi perhubungan di jantung Kalimantan Tengah.

Pelabuhan Rambang, yang terletak di tepi Sungai Kahayan, Kota Palangka Raya, pernah menjadi saksi bisu betapa pentingnya jalur air bagi kehidupan masyarakat di masa lalu. Ketika jalan darat belum merambah luas, transportasi sungai adalah satu-satunya jalur utama penghubung antara kota dan pelosok. Kapal-kapal penumpang, perahu pengangkut barang, dan tongkang kayu silih berganti bersandar, menurunkan serta mengangkut harapan dari berbagai penjuru provinsi.

Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya infrastruktur jalan, aktivitas di Pelabuhan Rambang mulai menyusut. Sungai tak lagi menjadi pilihan utama, dan pelabuhan pun perlahan kehilangan keramaian yang dulu menjadi ciri khasnya.

Kini, Pelabuhan Rambang bertransformasi menjadi ruang baru yang menyatu dengan denyut kehidupan warga—sebuah destinasi wisata pinggir sungai yang menawarkan pesona tersendiri. Setiap sore, kawasan pelabuhan dipadati oleh warga yang datang untuk bersantai, mencicipi jajanan dari pedagang kaki lima, atau sekadar menikmati panorama senja di atas Kapal Wisata Kahayan.

“Asik, Mas. Saya sempat menyusuri sungai dengan kapal wisata bareng teman-teman sore hari. Kita bisa lihat kehidupan di sepanjang Sungai Kahayan, seru banget,” ujar Sandra, seorang mahasiswi di Palangka Raya.

Pemerintah Daerah pun mulai menata ulang kawasan ini sebagai ruang publik yang ramah dan nyaman. Upaya ini dilakukan demi menghadirkan kembali semangat kebersamaan di tepi sungai, sekaligus mendukung pelaku UMKM lokal yang membuka lapak makanan dan minuman khas daerah.

Meski suasana sudah jauh berbeda dari masa kejayaannya, Pelabuhan Rambang tetap menyimpan cerita dan kenangan. Ia bukan hanya saksi sejarah peradaban transportasi sungai, tapi juga simbol adaptasi masyarakat terhadap perubahan zaman.

Namun, di balik suasana baru yang menyenangkan ini, ada satu pesan yang tak boleh dilupakan: jagalah kebersihan. Sungai Kahayan bukan sekadar tempat bermain dan berwisata, tetapi bagian dari ekosistem yang perlu dijaga bersama. Jangan buang sampah sembarangan, apalagi ke sungai—warisan ini milik kita semua. (oleh: Nata)

Redaksi

Posting terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post