teraskalteng.com – Perjuangan untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani adalah salah satu contoh revitalisasi bahasa yang paling berhasil di dunia. Bahasa Ibrani kuno awalnya adalah bahasa utama bagi orang-orang Yahudi kuno, digunakan dalam teks agama dan komunikasi sehari-hari pada masa kerajaan Israel dan Yehuda.
Namun, setelah diaspora Yahudi sekitar 2.000 tahun yang lalu, bahasa Ibrani secara bertahap mulai ditinggalkan sebagai bahasa percakapan sehari-hari dan digantikan oleh bahasa-bahasa lain seperti Aram, Yunani, Arab, dan Yiddish, walaupun tetap digunakan dalam liturgi dan penulisan agama.
Perjuangan untuk menghidupkan kembali bahasa Ibrani dimulai pada akhir abad ke-19 sebagai bagian dari gerakan nasionalis Zionis. Tokoh penting dalam gerakan ini adalah Eliezer Ben-Yehuda, seorang Yahudi kelahiran Lituania yang pindah ke Palestina pada tahun 1881 dan mempelopori upaya menghidupkan bahasa Ibrani sebagai bahasa percakapan.
Ia percaya bahwa bahasa Ibrani harus menjadi bahasa utama orang Yahudi di tanah air mereka agar bangsa Yahudi bisa kembali bersatu. Untuk tujuan ini, Ben-Yehuda mulai mengajarkan bahasa Ibrani kepada keluarganya dan berusaha membuat kosakata modern untuk menggantikan kata-kata yang sudah kuno.
Eliezer Ben-Yehuda juga mendirikan Komite Bahasa Ibrani (kemudian menjadi Akademi Bahasa Ibrani) untuk mengembangkan kosakata baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, seperti kata-kata untuk teknologi, sains, dan kehidupan sehari-hari yang tidak ada dalam bahasa Ibrani kuno. Tantangan utamanya adalah menciptakan bahasa yang mudah dimengerti bagi orang-orang Yahudi yang sudah berbicara dalam berbagai bahasa lain.
Setelah deklarasi kemerdekaan Israel pada tahun 1948, pemerintah Israel mendukung bahasa Ibrani sebagai bahasa nasional dan resmi. Pendidikan, pemerintahan, dan media massa mulai menggunakan bahasa Ibrani, menjadikannya bahasa utama dalam kehidupan sehari-hari. Kini, bahasa Ibrani modern adalah bahasa ibu bagi jutaan orang di Israel dan salah satu contoh keberhasilan gerakan revitalisasi bahasa yang berkelanjutan. (net/red)
Tinggalkan Balasan